“Sesudah itu sampailah mereka di Elim; di sana ada dua belas mata air dan tujuh puluh pohon korma, lalu berkemahlah mereka di sana di tepi air itu.”(Keluaran 15:27)
Ada empat hal yang dapat kita pahami dari perjalanan orang Israel saat menuju ke Tanah Perjanjian.
Hal ini dapat kita refleksikan dengan kehidupan sehari-hari. Adapun empat aspek tersebut yakni :
1. Perjalanan hidup orang percaya banyak liku-likunya (ayat22). Perjalanan berliku-liku itu bicara soal sesuatu yang tidak terduga atau yang tidak kita sangka-sangka sebelumnya. Banyak liku kehidupan yang harus dilalui orang percaya. Kadang hari ini kita dapat tertawa, tetapi siapa yang tahu kalau besoknya kita harus menangis dan sebaliknya. Liku-liku itu bukan untuk membuat kita harus kecewa. Namun jadikanlah itu untuk membuat iman kita semakin dewasa. Sehingga kita dapat berkata kalau bukan Tuhan yang menyertai hidup ini saya tidak akan dapat berjalan.
2. Perjalanan hidup orang percaya seringkali mendapat tantangan untuk merubah kepahitan menjadi kemanisan. Tantangan orang percaya bukanlah menghindar dari kepahitan, tantangan orang percaya bukanlah lari dari kepahitan, akan tetapi tantangan orang percaya adalah merubah kepahitan menjadi kemanisan. Musa adalah seorang yang diperhadapkan dimana dia tidak dapat lari dan menghindar dari kepahitan tetapi dia adalah orang yang harus merubah kepahitan menjadi kemanisan. Untuk dapat tetap teguh berdiri didalam Tuhan meski masalah melanda rumah tangga atau masa muda kita, itu yang dinamakan merubah kepahitan menjadi kemanisan.
3. Perjalanan hidup orang percaya harus didasari dengan iman (ayat 25). Iman bukan berarti asal nekat dan melangkah. Akan tetapi iman adalah tindakan yang yakin akan janji Allah. Jangan sandarkan iman kita dengan apa yang ada pada kita tetaplah sandarkan kepada Tuhan.
4. Perjalanan orang percaya penuh dengan janji-janji Allah (ayat26). Kenapa sampai saat ini kita tetap dapat tersenyum, kenapa kita tidak perlu merasa takut, kenapa kita tak perlu merasa kecewa? Jawabannya karena kita memiliki kepastian tentang janji-janji Allah. Kita orang percaya bukan berjalan dengan apa yang ada atau apa yang tidak ada pada kita, namun kita berjalan dengan janji-janji yang ada pada Tuhan. Karena janji-janji itulah yang akan memberi kekuatan kepada kita untuk tetap melangkah dengan pasti di dalam hidup ini. (fl)
1. Perjalanan hidup orang percaya banyak liku-likunya (ayat22). Perjalanan berliku-liku itu bicara soal sesuatu yang tidak terduga atau yang tidak kita sangka-sangka sebelumnya. Banyak liku kehidupan yang harus dilalui orang percaya. Kadang hari ini kita dapat tertawa, tetapi siapa yang tahu kalau besoknya kita harus menangis dan sebaliknya. Liku-liku itu bukan untuk membuat kita harus kecewa. Namun jadikanlah itu untuk membuat iman kita semakin dewasa. Sehingga kita dapat berkata kalau bukan Tuhan yang menyertai hidup ini saya tidak akan dapat berjalan.
2. Perjalanan hidup orang percaya seringkali mendapat tantangan untuk merubah kepahitan menjadi kemanisan. Tantangan orang percaya bukanlah menghindar dari kepahitan, tantangan orang percaya bukanlah lari dari kepahitan, akan tetapi tantangan orang percaya adalah merubah kepahitan menjadi kemanisan. Musa adalah seorang yang diperhadapkan dimana dia tidak dapat lari dan menghindar dari kepahitan tetapi dia adalah orang yang harus merubah kepahitan menjadi kemanisan. Untuk dapat tetap teguh berdiri didalam Tuhan meski masalah melanda rumah tangga atau masa muda kita, itu yang dinamakan merubah kepahitan menjadi kemanisan.
3. Perjalanan hidup orang percaya harus didasari dengan iman (ayat 25). Iman bukan berarti asal nekat dan melangkah. Akan tetapi iman adalah tindakan yang yakin akan janji Allah. Jangan sandarkan iman kita dengan apa yang ada pada kita tetaplah sandarkan kepada Tuhan.
4. Perjalanan orang percaya penuh dengan janji-janji Allah (ayat26). Kenapa sampai saat ini kita tetap dapat tersenyum, kenapa kita tidak perlu merasa takut, kenapa kita tak perlu merasa kecewa? Jawabannya karena kita memiliki kepastian tentang janji-janji Allah. Kita orang percaya bukan berjalan dengan apa yang ada atau apa yang tidak ada pada kita, namun kita berjalan dengan janji-janji yang ada pada Tuhan. Karena janji-janji itulah yang akan memberi kekuatan kepada kita untuk tetap melangkah dengan pasti di dalam hidup ini. (fl)
Doa: Terima kasih Bapa, atas penyertaanMu dalam hidup ini. Amin!
IMAN MERUPAKAN DASAR DALAM KEHIDUPAN ORANG PERCAYA
0 komentar:
Posto një koment