Agama bisa didekati dari beberapa sudut pandangan. Sebagian orang beranggapan bahwa agama tidak lain sebagai dasar hidup manusia selama masih berada dalam dunia. Melalui agama perjalanan hidup manusia menjadi teratur dan terarah. Sebagian lagi ada yang beranggapan bahwa agama adalah sebagai salah satu sarana bagi manusia dalam menghadapi kenyataan kehidupan di dunia ini. Agama sebagai sarana disini yang dimaksudkan adalah untuk menjaga keseimbangan antara hidup yang jasmani dan yang rohani.
Sebenarnya sampai saat ini pengertian agama itu sendiri masih belum jelas.
Dalam kenyataan memang bisa dilihat bahwa manusia yang beragama selalu mempercayai adanya kekuatan dan kekuasaan yang bersifat akodrati. Biasanya yang akodrati itu dipersonifikasikan atau diwujudkan dalam berbagai bentuk.
Kalau diperhatikan dengan seksama, dalam tiap-tiap agama selalu ada dua hal yang sama, yaitu :
- Adanya pernyataan dari yang illahi. Yang illahi itu telah menyatakan diri sedemikian rupa sehingga bisa dikenal oleh manusia.
- Adanya jawaban dari manusia atas pernyataan dari yang illahi. Dalam iman Kkristen, pernyataan yang illahi adalah seperti yang disaksikan dalam Alkitab dan dalam kehadiran Yesus. Melalui kesaksian Alkitab orang Kristen dapat mengenal Allah.
Agama, termasuk yang bukan agama Kristen, merupakan pengungkapan iman. Melalui agama yang dipeluknya seseorang dapat mengungkapkan imannya.Tiap-tiap agama dalam mengungkapkan imannya mempunyai ciri yang khas. Ungkapan iman Kristen tidak akan sama dengan ungkapan iman agama lain. Melalui agama, seseorang juga harus memperlihatkan sikap batin yang terdalam di hadapan Allah. Demikian juga dengan orang Kristen dalam hidupnya sehari-hari.
Sikap batin manusia di hadapan Allah dalam agama Kristen dituntut ikut bertanggung jawab atas kelestarian alam semesta yang sudah diciptakan oleh Allah. Manusia wajib mengelola alam semesta ini supaya bisa menghasilkan buah-buah yang baik dan sekaligus menjadi tempat yang layak untuk didiami. Oleh itu agama bukan sekedar ageman atau baju seperti diyakini oleh orang Jawa. Kalau agama hanya sekedar ageman berarti tiap orang bisa dengan seenaknya ganti ageman kalau selama yanga diyakini itu sudah tidak mampu memberi kepuasan batin lagi.
Karena yang pokok dalam agama adalah sikap batin, maka agama tidak boleh bersifat lahiriah. Agama yang bersifat lahiriah akan menjadi agama yang bersifat formalitas saja, agama KTP. Artinya, dalam menjalankan ritus-ritus agamanya hanya sekedar memenuhi kewajiban tanpa menyentuh hati yang terdalam.
Semua agama pada dasarnya mengajarkan tentang yang Illahi, atau tentang sesuatu yang diyakini sebagai yang Mahakuasa. Masing-masing agama mempunyai gambaran tersendiri tentang Yang Mahakuasa. Oleh sebab itu tidak mudah untuk membuat definisi agama. Iman dan agama saling berkait tetapi iman tidak pernah bersifat umum.
Di negara Indonesia ada 6 agama yang diakui oleh pemerintah, yaitu agama Kristen Protestan, Kristen Katolik, Islam, Hindu, Budha dan Konghucu. Disamping itu juga ada Aliran-aliran kepercayaan. Aliran-aliran kepercayaan ini di satu pihak tidak mau disebut sebagai “agama baru”. Menurut mereka, aliran kepercayaan ini berakar dari kebudayaan
Iman Kristen
Iman Kristen mempunyai ciri khas yang tidak terdapat dalam agama lain. Pusat iman kristen adalah Yesus Kristus. Yesus Kristus tidak hanya dipercayai sebagai nabi atau utusan Allah. Yesus kristus adalah Anak Allah yang menjadi “perantara antara Allah dan manusia” lihat I Timotius 2:5-6 (Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan). Melalui iman Kristen manusia menjawab kehadiran Allah dalam diri Yesus Kristus. Jawaban manusia terungkap dalam sikap yang menaklukan seluruh pikiran dan perbuatannya kepada Tuhan. Karena imannya Abram – yang kemudian atas kehendak Allah dirubah menjadi Abraham – bersedia dan berani meninggalkan kampung halamannya menuju ke sebuah tempat yang belum dikenal. Abraham adlah adalah salah satu contoh pembuktian definisi imanNya kepada Allah. Ibrani 11:1 (Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat).
Melalui imannya manusia telah mengikatkan diri secara pribadi kepada Allah dan sekaligus mempercayai apa yang telah dinyatakan oleh Allah melalui Firman-Nya. Firman itu telah menjadi manusia dalam diri Yesus, Yohanes 1:14 (Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran). Kepada-Nya manusia harus percaya dan sekaligus mendengarkan kehendakNya, Yohanes 14:1 ("Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku). Tetapi manusia tidak bisa beriman kepada Yesus tanpa mendengarkan suara Roh Kudus yang selalu bekerja dalam hati manusia. Roh Kudus menyatakan kepada manusia, siapakah Yesus Kristus itu, I Korintus 12:3 (Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus). Ketika Petrus mengakui bahwa Yesus adalah Messias, Anak Allah yang hiudp, berkatalah Yesus kepadanya, “Bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang ada di surga” (Matius 16:17). Berarti iman juga merupakan anugerah dari Allah.
Meskipun demikian, iman tetap merupakan kegiatan manusiawi. Sebab yang bisa mengambil keputusan menerima atau sama sekali menolak panggilan Roh Kudus hanya manusia sendiri. Allah hanya memanggil manusia dengan perantaraan Roh Kudus. Yesus Kristus tidak pernah memaksakan kehendakNya kepada manusia. Melalui karyaNya, Ia memberi kesaksian tentang kebenaran yang sejati. KerajaanNya di dunia ini tidak didirikan dengan kekerasan, tetapi dikukuhkan dengan kesaksianNya tentang kebenaran melalui kasih dan kebaikanNya. Jadi dapat dikatakan bahwa iman merupakan suatu kegiatan akal budi dan kehendak manusia yang bekerja sama dengan Roh Kudus. Oleh sebab itu beriman kepada Allah tidak bertentangan dengan kebebasan dan hakekat manusia.
Di dalam Matius 17:20 Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke
Seberapa besar iman kita kepadaNya ? Dan iman kepada Tuhan bukanlah ucapan di mulut saja tetapi juga kita lakukan dalam perbuatan. Sebab Kekristenan adalah iman dan perbuatan kepada Tuhan.
Yakobus 2:26 Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.
Keduanya adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sebab firman bukanlah untuk didengar atau dibaca saja tetapi untuk didengarkan.
Kiranya Tuhan Allah dan Roh Kudus memberi tuntunan bagi anda untuk lebih mengerti dan mendalami firmannya. Semakin banyak kita menabur, makin banyak yang kita tuai.
To be continued ...
0 komentar:
Posto një koment