Bacaan 2 Korintus 8:1-12
Berkali-kali Rasul Paulus di dalam beberapa suratnya menekankan agar orang-orang percaya dapat mengisi hidup mereka dengan bersukacita. Di dalam bacaan hari ini, ia memberikan contoh jemaat Makedonia yang sekalipun dicobai dengan penderitaan yang berat, mereka tetap dapat bersukacita.
Pertama, bersukacita karena apa yang diinginkan didapakan. Sukacita model ini adalah sukacita yang dapat dialami oleh setiap orang. Banyak orang yang tidak bisa bersukacita bila yang diinginkan belum mereka dapatkan. Mengapa? Karena mereka tidak punya pengharapan! Rasul Paulus mengajarkan bahwa sekalipun kita belum mendapatkan apa yang kita inginkan, kita harus tetap bersukacita. ”Bersukacita dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!” (Roma12:12)
Kedua, bersukacita karena penderitaan orang lain. Mengapa ada orang-orang yang malah bersukacita karena melihat orang lain menderita atau mengalami ketidakadilan. Mereka malah menertawakan sembari berkata, ”Emang enak?” Ada orang yang bersukacita karena melihat orang lain tidak lebih baik keadaannya daripadanya, tidak lebih kaya daripadanya, tidak lebih berhasil daripadanya, tidak lebih pandai daripadanya. Mengapa? Karena mereka tidak mmepunyai kasih! Rasul Paulus mengajarkan bahwa kasih tidak bersukacita karena ketidakadilan, ”Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran” (1Korintus 13:6).
Ketiga, bersukacita karena orang lain mendapatkan sesuatu yang baik. Sukacita model ini memang agak langka. Mengapa? Karena masih banyak orang yang memikirkan kepentingannya sendiri, egois dan tidak mau kalah dengan orang lain. Masih banyak orang yang belum dapat menyelami arti firman ”kasihilah sesamamu seperti dirimu sendiri” maka sulit baginya untuk turut bersukacita bersama dengan orang yang bersukacita karena orang lain itu di pemandangan matanya bukanlah bagian anggota tubuh Kristus dimana ia adalah anggotanya juga. ”Karena itu jika salah satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita” (1 Korintus 12:26). Rasul Paulus mengingatkan kita untuk bersukacita dengan orang yang bersukacita. ”Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita ...” (Roma 12:15).
Keempat, sukacita karena Tuhan. Sebenarnya ada banyak hal yang dapat membuat kita bersukacita karena Tuhan, tetapi mengapa kita tidak bisa bersukacita? Pertama, karena kita tidak melihat segala sesuatu dalam perpektif kekekalan. Kedua, karena kita tidak dapat menikmati ”perjalanan hidup” kita, kita terlalu sibuk dengan detil-detil yang kecil, atau bahkan hal-hal yang bisa menghilangkan sukacita itu. Sukacita karena Tuhan adalah sukacita yang sesungguhnya, yang mendatangkan kekuatan atau perlindungan bagi kita. ”......Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena Tuhan itulah perlindunganmu!” (Nehemia 8:11b).
0 komentar:
Posto një koment