Masih belum menemukan apa yang Anda cari? Masukkan kata kunci pencarian Anda untuk mencari artikel yang ada di Blog ini:

e hënë

JANGAN MENYEBUT YHVH SEMBARANGAN

Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan.” (Matius 7:21-23).


Ayat ini menunjuk pengikut Yesus yang menyebut nama Yesus dengan ‘Kurios’ (Tuhan), kata mana dalam konteks Septuaginta (LXX, Tanakh dalam bahasa Yunani) digunakan sebagai terjemahan Adonai (yang ditujukan YHVH) dan untuk membaca nama YHVH dengan ‘Adonai’ agar tidak menyebutnya sembarangan. Ini menunjukkan bahwa baik YHVH maupun  Yesus diimani sebagai Tuhan oleh umat Kristen, apalagi dalam PL disebutkan “barangsiapa yang berseru kepada namaYHVH akan diselamatkan” (Yl.2:32) dan dalam PB hal sama ditujukan kepada Yesus bahwa “di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Kis.4:12)
Mengapa Ditolak?
Mengapa seruan orang-orang diatas ditolak Tuhan? Pasalnya mereka menyebut ‘Nama Tuhan’ namun ‘tidak melakukan kehendak Bapa’! Jelas disini, bahwa kehendak-Nya bukan asal menyebut ‘Nama-Nya’ (apalagi kalau menuliskan sendiri Nama Itu didahi sendiri [Why.14:1] dan bukan ditulis oleh Tuhan Yesus [Why.3:12]), tetapi menghormati dan memuliakan ‘pribadi dibalik Nama Kudus itu dan mentaati kehendak-Nya.’ Seperti diketahui, salah satu gejala aliran kultus abad XIX adalah usaha kembali ‘memulihan dan menyebutan nama YHVH (empat huruf tetragrammaton) yang dirintis Jehovah’s Witnesses.
Nama YHVH sejak awal sudah tidak dikenal ejaannya, bahkan inskripsi tertua yang ditemukan di Mesir menulis Nama Suci yang masih menggunakan aksara Ibrani kuno (Funisia) juga tidak menunjukkan ejaannya. Hukum ketiga menyebut “Jangan menyebut nama YHVH, Allahmu, dengan sembarangan” (Kel.20:7), apalagi disebutkan bahwa “menghujat nama YHVH, haruslah dihukum mati” (Im.24:16). Ayat-ayat itu membuat umat Yahudi Ortodok secara turun temurun menghindari penyebutan nama itu agar tidak menyebutnya salah dan melanggar kedua perintah itu.
Ketika ditawan di Babil, ditengah penyembahan berhala, rasa hormat untuk menguduskan nama itu menyebabkan orang yahudi tidak lagi menyebut Nama Suci YHVH sekalipun dalam Tanakh tercatat sekitar 6800 kali (Ketiv), Yahudi ortodok kemudian karena rasa hormat dan untuk memuliakannya mengucapkan (Qere) keempat huruf tetragrammaton ‘YHVH’ sebagai ‘Adonai’ (diterjemahkan Kurios dalam LXX, LORD dalam Bible, dan TUHAN dalam Alkitab), disamping ‘Adonai’ yang ada dalam Tanakh yang ditujukan Tuhan Israel (diterjemahkan Kurios dalam LXX, Lord dalam Bible, dan Tuhan dalam Alkitab. Adon artinya lord/tuan ditujukan a.l. raja). Agar dibaca sebagai ‘Adonai,’ dalam naskah Massoret, nama YHVH diberi tanda baca huruf hidup ‘a-o-a’ (huruf hidup Adonai). Namun, bila dalam Tanakh ada nama ‘Adonai YHVH’ maka agar tidak terjadi pengulangan dibaca ‘Adonai Elohim’ (diterjemahkan ‘Kurios Theos’ dalam LXX, ‘Lord GOD’ dalam Bible, dan ‘Tuhan ALLAH’ dalam Alkitab).
Karena tertulis dalam naskah Massoret, nama YHVH yang bertanda ‘a-o-a’ kemudian ada yang mengejanya ‘Jahovah’ tetapi karena dianggap masih mengandung separuh tetragrammaton diganti ‘Jehovah.’ Dalam terjemahan Inggeris KJV nama ini digunakan 4 kali, dan kemudian di kalangan Sacred Name Movement (SNM, Gerakan Nama Suci). Nama ‘Jehovah’ pertama kali digunakan oleh Jehovah Witnesses (JW/Saksi-Saksi Yehuwa) termasuk 273 nama itu yang dimasukkan ke dalam PB SSY (NW).
Naskah asli PB bahasa Yunani koine ditemukan sekitar 5000 copy dan tidak satupun memuat tetragrammaton (Why.19 hanya memuat digrammaton ‘hy’ dalam bahasa Yunani ‘ia,’ itupun mengutip pujian ‘haleluya’ dalam kitab Mazmur), bahkan sekalipun Yesus dalam doanya mengucapkan “Yang Di sorga: Dikuduskanlah nama-Mu” (Mat.6:9), Ia tidak mengucapkan nama YHVH melainkan menyebutnya dengan hormat sebagai ‘Bapa’ (Pater). Karena itu kalau Yesus, Para Rasul dan PB tidak menyebut nama YHVH samasekali melainkan menggantinya dengan panggilan kehormatan, apakah kita mau menyalahkan Yesus dan para Rasul?
Apa Ejaan yang Benar?
Bila empat huruf YHVH saja banyak orang tidak sepakat bagaimana mengejanya, apakah IHVH, IHWH, JHVH, JHWH, YHVH, atau YHWH, apalagi ejaan Nama Suci itu. Semula, dipelopori JW (SSY), digunakan ejaan ‘Jehovah’ namun banyak yang tidak setuju sehingga sejak tahun 1930-an berkembang aliran-aliran SNM yang menggunakan bermacam-macam ejaan tetragrammaton seperti JAHAVEH, JAHVAH, JAHVE, JAHVEH, YAHVE, YAHVEH, YAHWE, YAHWEH, YAHWAH, YAHOWAH, dll. Dapat dimaklumi mengapa Yahudi Ortodok dan LXX, dan PB tidak mengeja YHVH melainkan membacanya dengan sebutan kehormatan ‘Adonai/Kurios’ dan ‘Yesus’ memanggil dengan hormat ‘Pater’ (Bapa), karena tidak tahu ejaannya mereka kuatir terjadi penyebutan dengan ‘sembarangan’ seperti pemanggilan yang bermacam-macam itu yang semuanya rekaan dan belum tentu mencerminkan nama YHVH dengan benar bahkan artinya bisa makin jauh dari kebenaran. Apalagi kalau penyebutan ‘Nama Suci’ YHVH digunakan sebagai alat untuk melegitimasi Holy Scripture / Kitab Suci hasil plagiat karya terjemahan orang lain yang merupakan kebiasaan sekte demikian tentu ini contoh jelas mengenai ‘Menyebut YHVH Sembarangan.’ (Baca: Artikel Kitab-Kitab Suci Baru dalam www.yabina.org
Kebiasaan kalangan SNM adalah menggunakan naskah Bible yang ada kemudian mengganti nama ‘LORD, Jesus dan God’ dengan nama Ibraninya, juga beberapa nama dan kata lainnya namun dengan ejaan berbeda-beda. Dalam 60 tahun sejak ‘Holy Name Bible’ dicetak SNM (1950), sudah ada belasan versi diterbitkan kelompok-kelompok SNM yang berbeda yang menerbitkan versi sendiri. Yang menarik ada juga yang menyalahkan penggunaan ejaan nama Yahweh yang paling populer. ‘The Scriptures’ (1993) menggunakan Bible yang sudah ada kemudian mengganti LORD dengan YHVH (huruf Ibrani Kitab Suci). Bible kelompok SNM lainnya ‘Yahweh, The Besorah’ memplagiasi naskah The Scriptures (edisi 1998) dan mengganti tetragrammaton dengan aksara Ibrani Kuno (Funisia), bahkan versi ‘The Restored King James Version’ yang plagiat KJV, menggunakan tetragrammaton dengan tulisan Ibrani modern! Menyebut nama YHVH dengan sembarangan menghasilkan kebingungan karena tidak adanya kesepakatan dan kesehatian dalam mengejanya. Karena itu lebih terhormat dan mulia sikap Yahudi Ortodok yang membacanya sebagai ‘Adonai’ (LORD dalam Bible dan TUHAN dalam Alkitab) daripada bersepekulasi dengan ejaan yang salah.
Sebenarnya apakah benar bahwa nama YHVH adalah ‘nama diri’ yang berdiri sendiri, ‘berasal dari akar kata lain,’ atau bagaimana? Dan apakah semangat kembali keakar yahudi (Hebraic Roots Movement) benar-benar menemukan jawaban bahwa Nama Itu berakar yahudi? Biasanya nama sesembahan dipakai untuk menamai anak, dan sangat menarik untuk diketahui bahwa pada masa pra-Musa (kitab Kejadian), tidak ada nama orang yang mengandung komponen YHVH padahal yang mengandung nama ‘El’ banyak (Ismael, Israel). Ada juga yang mengemukakan bahwa Nama Itu sudah dikenal dalam inskripsi kuno sebelum Musa dalam bentuk tulisan paku, dimana ditemukan kata Yawi-ilum dan Yaum-ilum yang keduanya dianggap artinya ‘Yawi/Yau adalah ilum’ (Yawi/Yau is God), namun kemudian diketahui bahwa arti sebenarnya kata-kata itu adalah ‘Ilum itu milikku’ (God is mine). Ada juga tulisan ‘Ahu-yami’ yang mengkaitkan ‘yami’ dengan nama YHVH, tetapi ternyata kemudian bahwa yami adalah sebutan dan bukan nama. Ada juga usaha untuk mengkaitkan nama sesembahan Akkadia kuno ‘Ea’ dengan ‘Yah,’ namun ini disangkal karena YHVH diklaim sebagai sesembahan khas Israel dan berasal Sinai. (Hebrew Origin, hlm. 102 dst.)
Nama YHVH Berasal Sinai?
Musa baru mengenal Nama YHVH setelah diberitahukan kepadanya di Sinai (Kel.6:1-2), namun adakah petunjuk dari kitab lainnya dalam Tanakh? Disebutkan dengan jelas bahwa YHVH berasal dari Sinai a.l. dalam ayat: “YHVH  datang dari Sinai dan terbit kepada mereka dari Seir” (Ul.33:2) “YHVH bergerak dari Seir … melangkah maju dari daerah Edom … Sinai.” (Hak.5:4-5), “Namanya Yah … Sinai bergoyang dihadapan Allah.” (Mzm.68:5,9). “Aku adalahYHVH, Allahmu sejak di tanah Mesir” (Hos.13:4 ), “Akulah YHVH … Aku menebus engkau dengan Mesir” (Yes.43:3), “Akulah YHVH … membawa mereka dari tanah Mesir” (Yeh.20:5-6), “Akulah yang menuntun kamu keluar dari tanah Mesir … firman YHVH” (Am.2:10-11).
Lalu, bagaimana dengan nama YHVH yang sudah ada dalam kitab Kejadian? Nama-nama itu ditulis ketika nama YHVH sudah dikenal Musa, karena diketahui dari tradisi Israel bahwa kitab Pentateuch (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan) disebut sebagai kitab Musa sesudah Musa mengenal nama YHVH sehingga penulisan Nama Itu bukanlah ingatan historis melainkan ‘ingatan teologis.’ Dan jauh sesudah masa Musa mengenal nama itu baru ingatan teologis yang berkembang itu ditulis dalam Tanakh. Ini dimaksudkan agar YHVH tidak hanya menjadi ‘Tuhan eksklusif Israel,’ tetapi Ia juga ‘Tuhan semesta alam’ (Kej.2:4) dan ‘Tuhan umat manusia’ (Enoch = manusia, Kej.4:26).
Ujian iman Abraham/Ibrahim yang mengorbankan anaknya (Kej.22:1-2) dikenang di Arab Islam sebagai ‘perayaan Idul Adha’ termasuk tradisi sunat yang berawal dari perjanjian sunat dengan Abraham & keturunannya (Kej.17:10), tetapi nama YHVH yang tidak dikenal dalam tradisi Arab/Islam keturunan Ismael memperkuat bahwa nama itu baru dikenal Musa keturunan Ishak di Sinai. Fakta bahwa Para patriakh baru mengenal ‘El’ yang tenang ditunjukkan bahwa sebelumnya keturunan Abraham dan orang Kanaan bisa berdampingan dengan damai, setelah mengenal nama YHVH di Sinai, diawali pembebasan bangsa Israel dari Mesir, Kanaan dibasmi, dan timbul sifat agresif sebagian umat terutama Lewi untuk membela nama YHVH, bukan saja dalam melawan musuh Kanaan melainkan juga orang Israel (Kel.32:27-; Ul.33:8-11).
Tetapi bagaimana dengan nama ‘Yoshua’ dan ibu Musa ‘Yokhebed’ yang mengandung nama ‘Yo’? Yosua adalah nama baru yang diberikan Musa sesudah ia mengenal nama YHVH karena nama aslinya adalah ‘Hiskia bin Nun’ (Bil.13:8 band. Ul.32:44). Yoshua artinya ‘YHVH penyelamat’ dan itu terjadi setelah Israel keluar dari Mesir dan bertemu YHVH di Sinai. Mengenai Yokhebed ada yang mengemukakan bahwa nama itu mengandung nama ‘Yo’ (singkatan YHVH?) namun ini dipersoalkan karena tidak mungkin orang bisa menyingkat nama yang belum dikenal, jadi nama ‘Yo’ sebelum Musa belum mempunyai arti sebagai singkatan YHVH, dan kalau itu nama asli yang sudah dikenal maka tentulah YHVH bukan murni nama diri tetapi nama yang terbentuk dari nama lain ‘Yo.’ Dari kondisi ini lebih mungkin nama itu diberikan sebagai penghormatan kepada ibu Musa setelah Musa anaknya menerima wahyu dari YHVH dan menjadi pembebas Israel, sebab sebelum Musa mengenal nama YHVH (Kel.6:1-2), nama ibunya hanya disebut ‘perempuan Lewi’ (Kel.2:1), seorang perempuan biasa, namun sesudah tua dan beranak pinak dan setelah Musa mengenal nama YHVH baru disebutkan namanya Yokhebed (Yo adalah kemuliaan, Kel.6:19) sebagai penghormatan. Lagipula kalau Yo sudah tertuju kepada YHVH tentulah argumentasi yang menjadikan ayat Kel.6:1-2 sebagai kalimat bertanya karena lupa (yang biasa dikemukakan kalangan ini) menjadi tidak berarti karena masakan lupa sedangkan nama ibunya Musa yang masih hidup saat itu sudah dianggap mengandung nama YHVH, dan kalau sudah tahu nama YHVH selain El/Elohim/Eloah, buat apa Musa menanyakan lagi? (Kel.3:13).
Nama YHVH Berasal Arab?
Dengan mempelajari latar belakang sejarahnya, ditemukan petunjuk bahwa nama YHVH bukan asli bahasa Ibrani tetapi bahasa asing yang diperoleh Musa dinegeri asing. Ada yang mengemukakan sebagai nama sesembahan suku ‘Keni’ atau ‘Median,’ atau berasal kata Arab ‘hwy (hawah)’ (angin/storm) apalagi diketahui Sinai adalah daerah suku Median cucu Ketura, ada yang mendukung bahwa nama itu berasal akar ‘hyh/hayah’ (menjadi), dan ada pula yang menyebutkan bahwa YHVH adalah ringkasan ‘ehyeh asher ehyeh’ (Kel.3:14). Perlu disadari bahwa ejaan yang dipakai paling umum ‘YHWH/Yahweh’ juga diragukan Ibraninya karena dalam bahasa Ibrani modern yang diakui resmi tidak ada sebutan ‘w’ jadi kemungkinannya salah, apalagi YHVH dalam naskah Tanakh yang tertua awalnya ditulis dalam aksara Funisia yang kemudian disebut ‘Ibrani Kuno’ (Ketav Ashurit) sesudah abad XII SM setelah bahasa Ibrani tulisan mulai berkembang, sebelum kemudian digantikan dengan huruf yang dipengaruhi huruf pesegi Aram sebagai ‘Ibrani Kitab Suci’ (Ketav Meruba) pada masa Ezra.
Setidaknya ada berbagai panggilan singkat yang ditujukan YHVH seperti a.l. ‘Yo, Ye, Ya, Yeho’ ini jelas menunjukkan bahwa tradisi Yahudi benar kalau mengakui bahwa orang sudah tidak mengenal ejaan YHVH sehingga sulit diperkirakan, itulah sebabnya agar tidak menyebutnya salah dan sembarangan (Kel.20:7) maka Yahudi ortodok membaca huruf-huruf YHVH dengan hormat sebagai ‘Adonai’ (Tuhan) atau ‘Ha-Syem’ (Nama Itu). Ejaan YHVH hanya diucapkan oleh Imam Besar (Kohen Gadol) di Yerusalem setahun sekali sebanyak 10 kali pada perayaan Yom Kippur.
Dari pembahasan di atas maka jelas bahwa ‘YHVH  berasal dari Sinai.’ Kita tidak perlu merasa kecil hati kalau mengetahui bahwa ‘nama YHVH bukan murni nama diri’ karena yang penting adalah memuliakan ‘pribadi & kehendak’ yang punya Nama Suci itu dan bukan huruf-huruf Nama-Nya, demikian juga kita tidak perlu merasa rendah diri kalau ‘nama YHVH  ternyata berakar bangsa dan bahasa asing’ (apalagi dengan kemungkinan berakar Arab), karena YHVH adalah Tuhan semesta alam yang mencipta dan memiliki langit dan bumi termasuk semua bangsa dan bahasa yang ada di dalamnya.
Selama ribuan tahun tidak pernah ada firman dan wahyu melalui para Nabi PL, Imam Besar Eliezer (yang merestui LXX), dan Yesus (yang menggunakan LXX), yang menyebutkan bahwa ‘Yang Empunya Nama Suci Itu’ keberatan untuk penerjemahan dengan kata pengganti itu bahkan Yesus sendiri tidak pernah menyebut ‘Nama Itu’ kecuali dengan panggilan kehormatan ‘Bapa’ atau ‘El’ (Mat.27:46, dalam dialek Arab = Allah) hingga kerajaan Allah berkembang ke seluruh dunia dan firman-Nya terus diterjemahkan ke bahasa-bahasa dunia.
Yang menarik untuk dicatat pula adalah dua aliran pemuja nama YHVH, yaitu Saksi-Saksi Yehuwa dan Gerakan Nama Suci sekalipun ada kemiripan dalam sakralisasi nama itu namun ada juga perbedaannya yang mencolok. SSY menerjemahkan YHVH dengan Jehovah (Ind: Yehuwa) sedangkan SNM dengan Yahweh/Yahwe dan variasinya, namun di Indonesia SSY menerima dengan sukacita terjemahan ‘Allah’ untuk El/Elohim/Eloah dan Theos, sedangkan SNM alergi berat dengan yang berbau Arab dan menolak terjemahan itu (ini menunjukkan kadar Semitisme mania dan Arabisme fobia yang kuat), demikian juga SNM menolak kelahiran Messias dirayakan pada bulan Desember melainkan kebanyakan menentukan pada bulan September/Oktober, padahal SSY fobia total terhadap perayaan Natal.

0 komentar:

Doa Untuk Anda

Apakah Anda Ingin mendapat kiriman text Doa-Satu-Menit setiap hari ? Kirim Email Kosong ke : doa-satu-menit-subscribe@yahoo.com
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6:33)

Jika Kamu di Surabaya, Stay Tuned at

  • Bahtera Yuda at 96.4 MHz
  • Bethany FM at 93.8 MHz
  • Nafiri FM at 107.10 MHz

Firman Tuhan Untuk Anda

"Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." (Yohanes 6:51)




Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. (Yohanes 10:14-15)




“Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6)




Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya" (Yohanes 11:25-26)




Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. (Yohanes 15:16)




“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakan lah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4:6-7)




-----000000------00000------00000---------