Masih belum menemukan apa yang Anda cari? Masukkan kata kunci pencarian Anda untuk mencari artikel yang ada di Blog ini:

e hënë

10. PENGAMPUNAN DOSA; KEBANGKITAN DAGING; DAN HIDUP YANG KEKAL.

1. Pengampunan Dosa

Dengan bahasa yang sederhana namun tepat, Yesus merumuskan arti dosa. Rumusan Yesus bisa dijumpai dalam kisah Tentang Anak yang Hilang (Luk. 15:11-32). Dalam ayat 12, dikatakan, “Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku”. Permintaan anak yang bungsu atas warisan yang menjadi haknya kepada bapanya merupakan permintaan yang tidak masuk akal, mengingat bapanya masih hidup. Permintaan anak yang bungsu itu dapat dianggap sebagai pemberontakan sekaligus usaha untuk memutuskan hubungan dengan bapanya yang masih hidup. Berdasarkan pengertian tersebut, maka menurut Yesus yang disebut dosa adalah, suatu pemberontakan dan pemutusan hubungan dengan Allah yang hidup. Jelas bahwa yang dimaksud dengan dosa bukan sekadar perbuatan yang melanggar hukum Allah saja.

Ketika manusia masih tinggal di taman Eden, mereka tahu, bahwa Allah telah menetapkan suatu peraturan yang harus ditepati, yaitu melarang mereka memetik buah pengetahuan yang baik dan yang jahat. Namun manusia tergoda untuk menjadi allah atas dirinya sendiri. Maka mereka memutuskan mengambil dan memakannya buah larangan itu. Perbuatanm manusia mengambil buah larangan adalah pemberontakan kepada Allah. Sejak itulah hubungan manusia dengan Allah terputus.

Seperti yang sudah dijelaskan, bahwa ternyata manusia tidak mampu melepaskan diri dari kuasa dosa yang telah menjerat hidup dan hatinya. Oleh sebab itu, sejak semula Allah sudah berjanji akan membebaskan manusia dari kuasa dosa (lih. Kej. 3:5). Janji ini digenapi dalam kedatangan Yesus, Juru Selamat.

Pengampunan dosa berhubungan erat dengan beriman kepada Yesus Kristus dan sakramen. Dalam Injil Markus 16:15-16 dijelaskan, “Siapa yang percaya akan dibaptis dan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum”. Penjelasan Injil Markus ini menunjukkan bahwa yang pokok adalah yang percaya. Dan orang yang dibaptis belum tentu selamat kalau tidak percaya.

Pengampunan Tuhan tidak hanya terjadi satu kali, yaitu pada saat mengaku percaya dan dibaptis. Kita perlu diampuni sepanjang waktu karena tabiat kita yang berdosa masih tetap melekat pada hati kita. Oleh sebab itu melalui ibadat dan sakramen kita selalu mendengarkan kembali pernyataan pengampunan dosa (absolusi). Roh Kudus yang sudah dicurahkan oleh Tuhan kepada kita akan menolong kita untuk bisa mengerti kehendak Allah. Pengampunan dosa yang selalu kita terima sepanjang hidup ini akan membuat kita selalu bersukacita dan menopang perjalanan hidup umat Allah di tengah-tengah tantangan.

Karya pengampunan dosa tidak meniadakan tanggung jawab kita dalam menciptakan suasana kehidupan yang kudus bersama-sama dengan Roh Kudus yang selalu berkarya dalam hati setiap orang. Tidak berlebihan jika kehidupan orang beriman adalah suatu perjuangan yang tidak pernah berakhir dalam usaha mewujudkan hidup yan kudus di hadapan Allah, Sang Penebus yang sejati.

2. Kebangkitan Daging

Bukan suatu kebetulan kalau Pengakuan Iman Kristen diawali dengan pengakuan kepada Allah yang hidup, yang menciptakan langit dan bumi dan pengakuan kepada Yesus Kristus, Sang Penebus sejati serta kepada Roh Kudus, Sang Penolong dan Penghibur yang sejati. Pengakuan Iman Kristen mencapai puncaknya dalam pengakuan akan kebangkitan daging, atau kebangkitan orang mati.

Kematian, dalam kenyataan dianggap dan dirasakan sebagai sesuatu yang mengerikan atau menakutkan, suatu peristiwa yang selalu diliputi misteri. Bahkan ada orang yang beranggapan kematian itu suatu peristiwa yang sebenarnya tidak masuk akal (absurd).

Kematian, yang juga merupakan peristiwa alamiah, mempunyai arti, khususnya dalam iman Kristen. Paulus menegaskan, “Jadi kita telah mati dengan Kristus, kita percaya bahwa kita akan hidup juga dengan Dia” (Roma 6:1-11). Berarti kematian dalam iman Kristen bukan lagi sekedar peristiwa secara alamiah, dimana semua orang pada akhirnya akan mati juga sebagai tanda bahwa kehidupan di dunia sudah berakhir. Tetapi juga mempunyai makna rohani. Bersama-sama dengan Yesus Kristus, kematian merupakan “sebuah jalan” yang menuju kepada Bapa (bdk. Yoh. 14:6). Bahkan Paulus dengan indah menggambarkan arti kebangkitan itu dalam 1Kor. 15.42-44, ”Demikian pula halnya dengan kebangkitan orang mati. Ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kemuliaan. Ditaburkan dalam kelemahan, dibangkitkan dalam kekuatan. Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah”.

Supaya bisa memasuki kemuliaan surgawi, Yesus yang sudah mati di kayu salib, bangkit kembali pada hari ketiga. Sebagaimana Kristus yang sudah bangkit, Ia membangkitkan kembali umat-Nya dari kekuasaan maut untuk bersama-sama dengan Kristus memasuki kemuliaan surgawi. Oleh sebab itu peristiwa kebangkitan dari antara orang mati bukan peristiwa alamiah, tetapi merupakan karya Allah, suatu ciptaan baru. Tuhan Yesus sendiri sudah berjanji, ”....., Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat dimana Aku berada, kamupun berada” (Yoh. 14:3). Oleh sebab itu kebangkitan juga merupakan anugerah Allah yang dinyatakan kepada kaum beriman.

3. Hidup Kekal

Meskipun Yesus sudah memasuki kemuliaan Bapa surgawi, tidak berarti karya-Nya di dunia juga sudah berakhir. Ia, dengan perantaraan Roh Kudus yang membimbing Gereja-Nya tetap berkarya. Karya Yesus akan mencapai puncaknya pada akhir jaman.


Kata, akhir jaman merupakan terjemahan dari kata Yunani, eschatos. Eschatologis yang berarti, yang terakhir, hal terakhir. Maka eschatologis berarti penyempurnaan karya Allah yang telah dinyatakan dalam dalam karya Yesus. Pada umumnya akhir jaman dianggap hanya menyangkut hidup manusia saja. Padahal menurut kitab Wahyu dengan jelas disebutkan bahwa akhir jaman juga menyangkut


Sejauh ini pengertian hidup kekal yang hendak dinyatakan pada akhir jaman diindetikan dengan hidup di suatu tempat yang namanya surga. Tidak seorangpun yang mengetahui rupa dari surga itu. Barangkali kurang tepat kalau kita membicarakan ”bentuk” atau ”rupa” surga, sebab surga berarti kebahagiaan manusia dalam kesatuannya dengan Allah yang mulia dan yang abadi. Dan yang terpenting memang bukan ”tempat” itu yang menjadi tujuan akhir manusia, tetapi justru Tubuh Kristus yang mulia. Karena Yesus adalah kekal, maka kita yang akan dipersekutukan dengan Yesus dalam kemuliaan surgawi juga akan menerima hidup kekal. Oleh sebab itu Tubuh Kristus yang kekal dan mulia sesungguhnya tidak layak kalau dibandingkan dengan sebuah tempat. Memasuki kehidupan kekal bersama Kristus berarti mengambil bagian dalam kemuliaan kebangkitan Kristus. Di sini Kerajaan Allah mencapai kesempurnaannya.

Sebaliknya mereka yang terpisah dari Allah akan hidup dalam neraka, atau penderitaan kekal. Yohanes menyebut neraka sebagai ”kematian yang kedua” (lih. Wahyu 2:11; 20:6, 14; 21:8). Memang sulit untuk bisa membayangkan arti mati kekal atau terus menerus itu. Tetapi kalau Tuhan sudah, ”memberikan hidup dan nafas kepada semua orang” (Kis. 17:25, bdk. Ayub 12:10; Yesaya 42:5), maka jelas bahwa keterpisahan dari Allah berarti maut.

0 komentar:

Doa Untuk Anda

Apakah Anda Ingin mendapat kiriman text Doa-Satu-Menit setiap hari ? Kirim Email Kosong ke : doa-satu-menit-subscribe@yahoo.com
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6:33)

Jika Kamu di Surabaya, Stay Tuned at

  • Bahtera Yuda at 96.4 MHz
  • Bethany FM at 93.8 MHz
  • Nafiri FM at 107.10 MHz

Firman Tuhan Untuk Anda

"Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." (Yohanes 6:51)




Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. (Yohanes 10:14-15)




“Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6)




Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya" (Yohanes 11:25-26)




Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. (Yohanes 15:16)




“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakan lah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4:6-7)




-----000000------00000------00000---------