Saat kita membaca Alkitab kita pernah membaca perumpamaan tentang orang Farisi dan pemungut cukai. Tuhan Yesus sangat senang dengan tabiat orang Farisi dan ahli-ahli Taurat yang melaksanakan hukum Taurat dan kewajibannya. Tetapi di lain hal Tuhan Yesus sangat membenci orang Farisi, ahli-ahli Taurat dan orang Saduki karena mereka itu munafik.
Dalam Matius 23:23-33, pada ayat ke 27, ”Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan perbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.”
Dalam Markus 7:6-8, ”Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."”.
Lukas 12:1, ”Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi.”
Dan masih banyak lagi dalam Alkitab yang menulis tentang kemarahan Tuhan Yesus terhadap golongan orang Farisi, ahli-ahli Taurat dan orang Saduki.
Yesus juga mengatakan suatu perumpamaan tentang orang Farisi dan pemungut cukai dalam Lukas 18, hal itu dikatakanNya dalam pengajaran kepada murid-muridNya. Sebagai seorang guru atau rabuni, Tuhan Yesus tahu dengan jelas pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh golongan ahli-ahli Taurat dan orang Farisi. Orang Farisi suka untuk mencobai dan mencemooh Tuhan Yesus dengan pertanyaan dan perkataannya. Banyak golongan orang Farisi dan ahli Taurat yang berdebat dengan Yesus dan mengadakan tanya jawab dengan Dia, seperti salah satunya Nikodemus, seorang pemimpin agama Yahudi yang bertanya kepada Yesus tentang lahir baru dalam Yohanes 3. Inti dari hal ini adalah Tuhan Yesus sangat senang dengan orang yang patuh dan taat dengan Hukum Taurat dan menjadikan teladan hidupnya. Tetapi Tuhan juga sangat membenci orang yang munafik dengan hal itu, hanya menjalankan Taurat hanya karena adat istiadat, kewajiban, ingin dilihat orang lain, mengejar pahala, dll. Bukan karena takut akan Allah dan karena panggilan dari diri sendiri untuk setia mengikut Tuhan. Karena Tuhan Allah mengetahui hati tiap-tiap orang, Tuhan Allah tahu sikap dan maksud masing-masing orang.
Tuhan Yesus berfirman dalam Matius 5:20, ”Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.”
Tuhan Yesus sangat memuji dengan keagamaan orang Farisi dan ahli Taurat, tetapi Tuhan Yesus tidak setuju dengan ajaran-ajaran orang Farisi itu yang munafik.
Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita tentang hukum kasih dalam Matius 22:37-40, ” Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."”.
Dalam pengertiannya :
Farisi adalah suatu golongan dari para rabi dan ahli Taurat yang sangat berpengaruh. Mereka berpegang pada Taurat Musa dan pada ”adat istiadat nenek moyang” (Matius 15:2). Seluruh hukum dan peraturan mereka taati secara mutlak.
Saduki adalah suatu golongan pemimpin agama Yahudi, yang sebagian besar terdiri dari imam-imam. Mereka mendasarkan pengajarannya pada kelima kitab Musa dan menolak segala adat istiadat yang ditambahkan kemudian. Mereka tidak percaya adanya kebangkitan dan adanya malaikat. Terhadap kebudayaan Yunani golongan ini sangat terbuka.
Rabi : Kata Ibrani yang berarti guru atau guruku. Sebagai bentuk sapaan terhadap para ahli Taurat dan Farisi. Juga Rabuni (Markus 10:51; Yohanes 2:16) sama artinya.
Taurat : Kata Ibrani Torah sebenarnya berarti pengajaran oleh Allah. Diterapkan pada Kesepuluh Hukum, kemudian pada segala hukum dan peraturan dari Tuhan, khususnya pada kelima kitab Musa atau kitab Taurat. Kesepuluh Hukum Tuhan yang diberikan Tuhan kepada Musa di gunung Sinai kepada bangsa Israel. Menjadi peringatan, ketetapan dan peraturan, yang dikatakan Musa dari Tuhan Allah kepada orang Israel, dalam perjalanan mereka keluar dari Mesir. Kesepuluh Hukum Tuhan dituliskan pada dua loh batu yang diletakkan di atas tabut dan diletakkan pada Kemah Suci dan dipasangnya tabir penudung sesuai dengan firman Tuhan pada Musa. Dan hal itu menjadi ketetapan bagi orang Israel turun-temurun. Sering disebut sebagai tabut perjanjian Allah dan tabut hukum Allah.
Maka dari itu tanamkanlah dalam hatimu dan laksanakanlah hukum kasih itu dalam hidupmu. Dan janganlah munafik seperti golongan orang Farisi, ahli-ahli Taurat dan orang Saduki.
0 komentar:
Posto një koment