Masih belum menemukan apa yang Anda cari? Masukkan kata kunci pencarian Anda untuk mencari artikel yang ada di Blog ini:

e hënë

Hikmat Karunia Tuhan

Bacaan : I Raja-Raja 4:21-34

Nats : I Raja-Raja 4:29


”Dan Allah memberikan kepada Salomo hikmat dan pengertian yang amat besar, serta akal yang luas seperti dataran pasir di tepi laut”



Saudaraku yang terkasih, ada orang yang mengatakan bahwa zaman kita sekarang ini adalah zaman spesialisasi. Orang tidak puas kalau tidak datang kepada ahlinya atau kepada orang yang secara spesial menekuni bidang tertentu. Kalau dahulu orang sakit cukup dibawa ke mantri, sekarang ini dibawa ke dokter bahkan terkadang harus ke dokter spesialis, ndak mau kalau ke dokter umum. Sakit jantung datang kepada dokter spesialis jantung, sakit hidung datang ke dokter spesialis THT, dst. Demikian pula di dalam ilmu-ilmu yang lai, seperti ilmu pertanian, ada spesialis hama penyakit, spesialis tanah, dst. Ilmu teknik, ada teknik mesin, teknik elektro, teknik bangunan dan dari situ masih dibagi berbagai bidang lebih khusus lagi. Demikian pula dalam bidang kegerejaan dan pelajaran agama Kristen untuk anak-anak, itu spesialisasinya pak Pendeta, warga awam tidak tahu menahu! Sehingga keluarga bukan tempat pendidikan dan pembinaan lagi! Jelas ini tidak benar.

Demikianlah saudaraku, di zaman ini di satu pihak ilmu pengetahuan berkembang makin tinggi dan dalam, tetapi di pihak lain orang makin terkotak-kotak dengan spesialisasinya masing-masing sehingga tidak mau tahu dan tidak tahu tentang bidang-bidang lainnya.

Nats kita saat ii membicarakan tentang ilmu pengetahuan dan hikmat, yaitu tentang ilmu pengetahuan dan hikmat yang dimiliki oleh Raja Salomo. Dalam bahasa Ibrani hokma atau hakema, berarti hikmat atau ilmu pengetahuan. Artinya tidak hanya menyangkut intelektualitas, akal budi saja tetapi juga hati pusat hiudp manusia, yaitu hati yang jernih, terang, adil, dan haus mendengar (I Raja-Raja 3:9). Berbeda dengan ilmu pengetahuan yang dipunyai oleh orang pada umumnya yang biasanya makin dalam ilmu itu dikuasai berarti makin sempit bidang cakupnya, ilmu pengetahuan dan hikmat Salomo mencakup segala bidang kehidupan dan dikuasainya secara mendalam. Malahan tidak hanya terbatas pada ilmu pengetahuan secara umum, hasil akal budi saja, tetapi pengetahuan tentang manusia seutuhnya, tentang alam semesta, tentang hati dan kehidupan, hikmat kebenaran Allah. Karena demikian luas dan dalamnya pengetahuan raja Salomo itu, penulis sejarah kitab Raja-Raja menggambarkannya seperti pasir di tepi pantai yang tidak terhitung jumlahnya sehingga menjadi daya tarik bagi raja-raja di sekelilingnya untuk datang mendengarkan (berguru kepadanya, dan yang indah, raja Salomo mampu mengungkapkan dan menjelaskan hikmatnya yang luas dan dalam itu di dalam bahasa yang sederhana dan dalam teladan hidupnya sehari-hari sehingga mudah dimengerti oleh siapa saja dari lapisan bawah sampai dengan lapisan atas. Maka tidak heran, jikalau hikmatnya itu juga dapat membawa kesejahteraan di tengah negeri Israel secara merata.

Hikmat Raja Salomo yang sedemikian tinggi dan dalam itu disaksikan oleh penulis Kitab Raja-Raja ini sebagai karunia Tuhan semata. Bukan hasil usaha dan perjuangan dari Salomo, melainkan berasal dari Tuhan sendiri (ayat 29). Dalam bab 3 diceritakan dalam mimpinya, Tuhan memberikan kesempatan kepada raja Salomo untuk menyatakan permintaannya di hadapan Tuhan. Salomo boleh memilih kekayaan, kekuasaan, kedudukan atau apa. Namun waktu itu raja Salomo memilih dan memohon hikmat kepada Tuhan. Dalam bacaan kita ini Tuhan memenuhi janjiNya dan mengabulkan permintaan raja Salomo. Oleh karena itu raja Salomo sendiri juga mengakui dan meyakini bahwa hikmat yang dimilikinya itu adalah semat-mata karunia dan berkat Tuhan, sehingga dalam kitab Amsal dia bersaksi, ”bahwa takut akan Tuhan itu adalah permulaan dari segala ilmu pengetahuan”. (Amsal 1:7). Kata permulaan disini tidak hanya berarti pertama di dalam urut-urutan waktu, melainkan juga berarti asaz dasar. Dengan demikian raja Salomo meyakini bahwa takut akan Tuhan atau iman itu mendasari, menjadi asaz ilmu pengetahuan.

Kesaksian Salomo ini nampaknya bertentangan (paradox). Bagaimana mungkin ilmu pengetahuan yang berdasarkan akal itu bisa sejajar bahkan berdasarkan iman yang tidak rasional.(tidak ketemu akal)? Saudaraku, sebenarnya tidak ada ilmu pengetahuan yang bebas dari keyakinan. Termasuk orang yang demikian mendewakan akal budi yang menyatakan bahwa dasar ilmu pengetahuan adalah akal! Bukan iman!

Namun perlu dipertanyakan: apa dasarnya mendasarkan pada akal? Bukankah dasarnya juga keyakinan bahwa akal akan mampu menjadi dasar? Oleh karena dasarnya keyakinan akan akal maka hal ini juga tidak akali (rasionil).

Dengan demikian di dalam Amsal Salomo 1:7 diungkapkan :

  1. Imannya kepada Tuhan menjadi dasar daripada hikmatnya.
  2. Di dalam kerangka rasa takut akan Tuhan itulah hikmat dan ilmu pengetahuannya dikembangkan dan diarahkan.

Inilah saudaraku rahasia mengapa hikmat Salomo menjadi berkat dan kesejahteraan bagi orang banyak. Sebab hikmat manusiawi, hikmat duniawi sering hanya memikirkan diri sendiri, kemenangan diri sendiri dan cinta diri sendiri yang melupakan orang lain/sesama. Dan sekarang ini makin jelas betapa dengan ilmu pengetahuan yang demikian hebat dan penuh ancaman, ilmu pengetahuan tidak mampu menghentikan manusia yang menggunakan hasil ilmu pengetahuannya itu untuk membinasakan sesama dan merusak alam lingkungannya. Di sinilah diperlukan rasa takut kepada Tuhan, iman yang menjadi dasar hikmat Allah yang mendamaikan, menyejahterakan dan menjadi berkat bagi ses ama dan kelestarian lingkungan hidup.

Saudaraku yang terkasih, betapa di dunia modern ini, karena perkembangan ilmu pengetahuan yang demikian tinggi di satu pihak dan tanpa adanya perkembangan kehidupan rohani atau pengetahuan iman di pihak lain sering menyebabkan keterpecahan jiwa antara iman dan ilmu pengetahuan, bahkan menjadikan orang tercabut dari akar-akar imannya. Sekarang ini banyak orang pintar dengan pengetahuan akal yang tinggi, tetapi tidak banyak yang berhikmat atau bijaksana. Sehingga pengetahuannya bukan untuk menjadikan kesejahteraan lahir batin bagi diri sendiri, orang lain dan lingkungannya, melainkan justru menjadi laknat. Karena sering kepintarannya itu untuk meperdayakan, memeras, menindas dan menyengsarakan orang lain demi keuntungan, kebanggaan dan kemenangannya sendiri (kepintarannya untuk ”minteri” orang yang bodoh). Kesombongan manusia akan ilmu pengetahuannya menjadikan manusia semakin tergantung kepada ilmu pengetahuannya dan melupakan Tuhan sehingga ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi salah arah dan salah guna. Dari sinilah permulaan daripada kejatuhan mereka dan kesengsaraan sesamanya.

Oleh karena itu, betapa tepatnya permintaan raja Salomo kepada Tuhan. Sebab dengan hikmat sejati itu dia bisa mengerti kebenaran Tuhan, kenyataan hidup ini secara lebih utuh, manusia seutuhnya (lahir batin) dan bisa mengerti dari mana asal segala sesuatu itu dan untuk apa serta bagaimana dikelola seperti harta, kedudukan, kekuasaan, dll. Oleh karena dia minta hikmat itulah, akhirnya segalanya ditambahkan kepadanya.

Walaupun tidak seluas dan setinggi hikmat Salomo, namun saya percaya bahwa satu persatu dari kita ini juga mempunyai ilmu pengetahuan, memiliki hikmat, baik itu kita peroleh dari belajar, dari pergaulan dengan orang lain atau dari pengalaman kita sendiri. Adakah kita juga mengakui dan meyakini bahwa semua pengetahuan kita itu adalah karunia Tuhan, berkat dari Tuhan? Bukan semata-mata hasil jerih payah dan kehebatan kita? Berdasarkan keyakinan tersebut tentu akan menjadikan kita makin gigih dan rajin mengembangkannya dan menggunakannya di dalam rasa takut kepada Tuhan. Hikmat dan pengetahuan yang dikembangkan, digali dan digunakan di dalam rasa takut kepada Tuhan, itulah yang akan menjadi berkat bagi sesama dan lingkungan, sehingga makin tinggi hikmat dan pengetahuan seseorang akan makin berarti bagi orang lain dan lingkungan hidupnya. Amin.

0 komentar:

Doa Untuk Anda

Apakah Anda Ingin mendapat kiriman text Doa-Satu-Menit setiap hari ? Kirim Email Kosong ke : doa-satu-menit-subscribe@yahoo.com
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6:33)

Jika Kamu di Surabaya, Stay Tuned at

  • Bahtera Yuda at 96.4 MHz
  • Bethany FM at 93.8 MHz
  • Nafiri FM at 107.10 MHz

Firman Tuhan Untuk Anda

"Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." (Yohanes 6:51)




Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. (Yohanes 10:14-15)




“Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6)




Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya" (Yohanes 11:25-26)




Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. (Yohanes 15:16)




“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakan lah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4:6-7)




-----000000------00000------00000---------