Masih belum menemukan apa yang Anda cari? Masukkan kata kunci pencarian Anda untuk mencari artikel yang ada di Blog ini:

e diel

06. TURUN KE DALAM KERAJAAN MAUT, PADA HARI YANG KETIGA BANGKIT DI ANTARA ORANG MATI DAN NAIK KE SURGA

1. Turun ke dalam Kerajaan Maut

Yesus mati karena dosa kita. Ia bersedia mengalami keadaan seperti itu karena, seperti yang dikatakan oleh Paulus, ”mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.” (Galatia 2:20). Artinya, Yesus bersedia mati dengan segala kerelaan hati-Nya demi keselamatan manusia. Lebih jauh lagi, Paulus menyebutkan bahwa Yesus yang sudah mati di kayu salib sekarang, ”.... telah turun ke bagian bumi yang paling bawah”, artinya Yesus telah memasuki dunia kematian (Efesus 4:9). Atau dengan kata lain, Yesus telah mendahului kita memasuki dunia kematian. Dengan memasuki bumi yang paling bawah, Yesus yang telah menderita dan mati, sekarang juga merasakan penderitaan neraka.

Istilah ”turun ke dalam kerajaan maut atau turun ke bumi paling bawah” tidak sama artinya dengan dimakamkan. Dalam kepercayaan Yahudi, dan juga bangsa di Timur Tengah dunia ini dibagi menjadi tiga bagian. Dunia atas adalah dunia untuk Tuhan, dunia tengah adalah dunia untuk manusia dan terakhir, dunia ”bawah” adalah dunia untuk orang mati. Dunia ”bawah” dalam bahasa Ibrani disebut seol, hades atau neraka.

Seharusnya yang memasuki bumi yang paling bawah adalah manusia sendiri sebagai akibat dari dosanya. Tetapi karena Yesus telah ikut ambil bagian dalam hidup manusia, maka Ia pun bersedia ikut merasakan penderitaan neraka. Tidak benar kalau dikatakan bahwa turunnya Yesus ke dunia orang mati atau bumi paling bawah itu bertujuan menyelamatkan atau membebaskan orang-orang yang ada di neraka.

Dalam I Petrus 4:6, memang dijelaskan bahwa, ”.... Injil telah diberitakan kepada orang-orang mati .....” Apa yang telah ditulis dalam surat Petrus ini memang sukar dimengerti. Sebenarnya nats tersebut tidak ada hubungan langsung dengan peristiwa ”turunnya Kristus ke dalam kerajaan maut”. Penulis surat Petrus ingin menjelaskan bahwa dengan turunnya Yesus ke dunia orang mati, menandai bahwa tugas memberitakan Kabar Baik telah berakhir.

Kehadiran Yesus di dunia orang mati bukan sebagai orang yang kalah perang, tetapi sebagai pemenang. Ia memang mati di kayu salib. Di mata bangsa Yahudi, Ia mati sebagai orang yang terkutuk dan hina. Tetapi kematian-Nya bukan sebagai tanda bahwa segala sesuatu telah berakhir. Karya Yesus tidak berakhir ketika Ia sudah mati. Ia mati untuk menang dan kemenangan-Nya dibuktikan dalam menguasai kerajaan maut. Ternyata maut tidak mampu menguasai Dia dan pada hari ketiga, Ia bangkit (keluar) dari dunia orang mati. Ia bangkita karena Ia tidak mungkin tetap berada dalam kuasa maut (lih Kis. 2:24).

2. Pada Hari Ketiga Bangkit dari Antara Orang Mati

Dalam I Korintus 15:4 ditegaskan oleh Paulus bahwa, ”Ia telah dibangkitkan pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci”. Penjelasan Paulus tentang peristiwa kebangkitan pertama-tama menunjukkan bahwa peristiwa kebangkitan Yesus bukan peristiwa alamiah yang luar biasa. Peristiwa itu justru terjadi sesuai dengan karya dan rencana Allah sendiri. Kedua, peristiwa kebangkitan merupakan peristiwa sejarah. Dengan demikian, peristiwa kebangkitan merupakan puncak kebenaran, dimana iman kita kepada Yesus mencapai puncaknya.

Memang ada orang yang berpendapat bahwa ketika dibawa ke makam, Yesus saat itu belum benar-benar mati (mati suri). Ada juga yang berpendapat bahwa peristiwa kebangkitan adalah sekedar dongeng yang tidak bisa dibuktikan kebenarannya. Bahkan ada yang berani berkata bahwa peristiwa kebangkitan itu tidak lain hanya khayalan para murid Yesus yang saat itu sedang dalam keadaan takut dan kalut.

Kesaksian Alkitab, memang tidak menceritakan tentang proses kebangkitan. Yang ditulis justru Yesus yang sudah bangkit dan yang beberapa kali menjumpai murid-muridNya. Disini ada beberapa hal yang menarik perhatian, bahwa (1). Yang mengambil inisiatif menjumpai para murid adalah Yesus yang sudah bangkit, (2). Penampakan Yesus selalu dialami sebagai usaha, mengenal kembali diri Yesus (Yohanes 21:12).

Orang pertama yang menjumpai bahwa makam itu sudah kosong adalah para wanita, dalam hal ini Maria Magdalena ddan teman-temanny. Pengalaman mereka ketika berjumpa dengan Yesus yang sudah bangkit merupakan pengalaman yang baru. Mereka, juga murid-murid yang lain memang sempat mengira bahwa Yesus yang sudah bangkit itu hantu (lih Lukas. 24:36-39).

Kebangkitan Yesus pada hari ketiga tidak bisa disamakan dengan kebangkitan Lazarus (Yoh. 11:44) atau pemuda dari Naim (Luk. 7:14-15) atau juga anak Yairus (Mrk. 5:41-42). Mereka yang dibangkitkan dari kematiannya dikembalikan dalam hidup yang fana. Sedangkan Yesus yang sudah bangkit tidak kembali dalam kehidupan yang fana, yaitu hidup yang dibatasi oleh ruang dan waktu, tetapi Ia memasuki kehidupan dalam kemuliaan surgawi. Dalam surat kepada jemaat Filipi dan Kis. Rasul disebutkan bahwa kebangkitan Yesus merupakan ”peninggian” Dia. (Fil. 2:9; Kis. 2:33; 5:31). Paulus dalam surat Roma menegaskan, ”..... bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia”. Dalam 1Korintus 15:35-50, dijelaskan bahwa Yesus yang sudah bangkit adalah Yesus yang surgawi.

Kebangkitan Yesus dari dunia orang mati tidak hanya untuk memenuhi nubuat para nabi seperti yang tertulis dalam Perjanjian Lama saja, tetapi juga menegaskan keAllahan Yesus. Dalam Yoh. 8:28, Yesus sendiri menegaskan, ”apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, berulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia”.

Melalui peristiwa kebangkitan, manusia memperoleh:

- Pengampunan dosa dan menjadi orang yang benar di hadapan Allah (1Korintus 15:17).

- Kehidupan yang baru, karena manusia yang lama sudah lama disalibkan bersama dengan Kristus (Roma 6:5-6).

- Kehidupan kekal.

Dengan demikian peristiwa Paskah mengandung dua hal yang pokok dalam iman Kristen, yaitu pertama: melalui kematian-Nya Yesus telah menebus dosa manusia dan kedua: melalui kebangkitan-Nya, Yesus telah membuka pintu masuk yang menuju kepada kehidupan yang baru.

3. Naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang Mahakuasa

Meskipun hanya singkat saja, penulis Injil Markus mencatat peristiwa kenaikan Tuhan Yesus. Bagi penulis Injil Markus, peristiwa kenaikan ini bukan sekedar peristiwa biasa tetapi sebagai peristiwa yang menandai kekuasaan dan kemuliaan Anak Allah yang adalah Messias. Peristiwa kenaikan tidak bisa dipisahkan dari peristiwa kebangkitan-Nya. Yesus yang bangkit adalah Yesus yang mulia. Dengan kenaikan-Nya, kemuliaan Yesus menjadi semakin nampak.

Peristiwa kebangkitan dan kenaikan bertolak belakang dengan peristiwa penyaliban. Ketika Ia disalib, Yesus disejajarkan dengan penjahat. Di mata bangsa Yahudi, Yesus yang mati tergantung di kayu salib adalah Yesus yang dikutuk oleh Allah (lih. Ul. 21:23). Tetapi kebangkitan dan kenaikan-Nya menunjukkan bahwa Ia bukan yang dikutuk oleh Allah tetapi justru Ia yang diterima oleh Allah. Peristiwa kebangkitan tidak hanya mengubah pandangan para murid yang saat itu sempat kacau pikirannya, tetapi juga mengubah pandangan bangsa-Nya. Dengan kebangkitan dan kenaikan-Nya menjadi jelas bahwa Ia mati bukan sebagai pendosa. Timbul pertanyaan, kalau bukan pendosa, mengapa Ia harus mati? Ia mati justru bukan karena dosa-Nya sendiri tetapi justru karena dosa manusia. Kesetiakawanan atau solidaritas Yesus kepada manusia tidak hanya diwujudkan ketika masih hidup saja, tetapi juga dalam kematian salib.

Kesetiakawanan atau solidaritas Yesus yang dinyatakan sampai dalam kematian juga dinyatakan dalam kebangkitan dan kemuliaan-Nya. Keyakinan itu dengan tepat dirumuskan oleh Paulus dalam suratnya kepada jemaat Korintus. Paulus menegaskan bahwa, ”...... bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal”.

Yesus yang mulia adalah Yesus yang duduk di sebelah kanan Bapa. ”Duduk di sebelah kanan Bapa” berarti awal dari kekuasaan Yesus sebagai Messias. Dalam peristiwa ini, penglihatan yang diterima Daniel telah menjadi kenyataan (lih. Daniel 7:14). Meskipun Yesus sudah memasuki kemuliaan surgawi dan ”duduk di sebelah kanan Bapa” tidak berarti bahwa tugas-tugasNya telah selesai. Meskipun sudah memasuki kemuliaan surgawi itu dan duduk di sebelah kanan Bapa, Yesus tetap melanjutkan karya-Nya yang meliputi:

- sebagai Kepala Gereja-Nya (Efesus 5:27)

- sebagai Imam atau pengantara yang sejati, yang selalu memohon kepada Bapa demi keselamatan manusia.

- dan yang telah mencurahkan Roh Kudus ke atas umat milik-Nya (lih. Ibrani 9:25)

Ini berarti Yesus Kristus tetap hadir dan berkarya, sebab ”Kerajaan-Nya takkan berakhir”. Bahkan ketika makan Paskah bersama dengan para murid Yesus sudah berpesan bahwa, ”Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu”. Ia yang sudah bangkit dan yang sudah memasuki kemuliaan surgawi yang duduk di sebelah kanan Bapa akan selalu hadir di dalam kehidupan jemaat-Nya. Ia hadir dengan perantaraan Roh Kudus. Pesan Yesus yang disampaikan kepada murid juga berarti suatu panggilan bagi kita selaku umat Tuhan dalam melanjutkan karya Yesus dalam mewujudnyatakan Kerajaan Allah di muka bumi ini.

0 komentar:

Doa Untuk Anda

Apakah Anda Ingin mendapat kiriman text Doa-Satu-Menit setiap hari ? Kirim Email Kosong ke : doa-satu-menit-subscribe@yahoo.com
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6:33)

Jika Kamu di Surabaya, Stay Tuned at

  • Bahtera Yuda at 96.4 MHz
  • Bethany FM at 93.8 MHz
  • Nafiri FM at 107.10 MHz

Firman Tuhan Untuk Anda

"Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." (Yohanes 6:51)




Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. (Yohanes 10:14-15)




“Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6)




Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya" (Yohanes 11:25-26)




Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. (Yohanes 15:16)




“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakan lah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4:6-7)




-----000000------00000------00000---------