Masih belum menemukan apa yang Anda cari? Masukkan kata kunci pencarian Anda untuk mencari artikel yang ada di Blog ini:

e martë

04. YANG DIKANDUNG OLEH ROH KUDUS, LAHIR DARI ANAK DARA MARIA.

1. Allah Yang Telah Menyatakan Diri Dalam Manusia

Injil Yohanes dengan jelas menegaskan bahwa, ”Firman itu telah menjadi manusia”. (Yoh. 1:14). Tujuannya tidak lain untuk mendamaikan manusia dengan Allah dan dengan demikian Firman yang telah menjadi Manusia itu juga menyelamatkan manusia.

Rencana penyelamatan Allah tidak dimulai sejak manusia jatuh dalam dosa. Sebelum manusia jatuh dalam dosa, Allah sudah memberi peringatan kepada manusia supaya tidak mengambil makanan atau buah dari pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat (lih. Kej. 2:17). Ini menunjukkan bahwa Allah mengasihi manusia dan tidak menghendaki manusia mengalami kebinasaan akibat dari dosanya (Yoh. 3:16).

Kasih Allah tidak pernah berhenti meskipun manusia sudah jatuh dalam dosa (Kej. 3:21; 4:15; 6:8, 13, Mat. 20 :1-16). Dengan penuh kasih sayang Allah tetap memelihara hidup manusia, bahkan untuk yang pertama kalinya, Allah berkenan menyatakan janji-Nya (Kej. 3:15). Rencana penyelamatan Allah ini kemudian dinyatakan dengan peristiwa pemanggilan Abram dari Ur-Kasdim. Kemudian dilanjutkan dengan memberi Israel, Sepuluh Hukum di Gunung Sinai.

Rencana penyelamatan Allah juga disampaikan kepada para nabi. Namun dalam kenyataan manusia tetap tidak peduli akan kehendak Allah yang kudus. Kasih setia Allah akhirnya mencapai puncaknya dalam kedatangan Yesus, yang adalah Sang Firman. Kehadiran-Nya di dalam dunia adalah karena inisiatif dari Allah sendiri. Ini berarti Yesus tidak datang dari dunia ini, melainkan datang dari Allah sendiri (lih. Mat. 1:20). Allah dalam mewujudkan rencana dan kehendak-Nya memiliki kehendak yang bebas. Cara yang dipakai Allah kali ini adalah melalui kandungan seorang wanita, yaitu Maria. Allah berkenan memakai Maria sebagai sarana dalam mewujudkan kehendak-Nya.

Dapat dikatakan bahwa Yesus adalah ungkapan dan perwujudkan kasih Allah kepada manusia. Sang Firman itu telah hadir dalam sejarah kehidupan manusia. Rasul Paulus memberi gelar Yesus sebagai Adam kedua (bdk. Rm. 5:12). Namun kehadiran-Nya tidak mendapatkan sambutan yang selayaknya dari manusia. Bahkan atas dasar kecemburuan, kebencian manusia. Yesus, Sang Firman yang menyelamatkan harus mengalami kematian di atas kayu salib. Ia disalibkan sebagai seorang penjahat yang tidak layak menerima pengampunan. Meskipun demikian karya Allah belum berakhir. Kematian Yesus di kayu salib bukan akhir dari usaha Allah dalam menyelamatkan manusia. Pada hari yang ketiga Ia bangkit kembali dari antara orang mati. Ia dibangkitkan oleh Allah sendiri.

Kasih Allah memang luar biasa. Ia bersedia menanggung resiko yang seharusnya dipikul oleh manusia, yaitu mati akibat dari dosanya (bdk. Fil 2:5-8). Melalui pengorbanan Yesus di kayu salib, manusia memperoleh keselamatan seperti yang sudah dijanjikan oleh Allah sendiri. Manusia diselamatkan dari kebinasaan yang kekal. Dengan perantaraan kematian, Yesus manusia lama turut dimatikan, sebaliknya dengan perantaraan kebangkitan-Nya, manusia baru juga dibangkitkan. Berarti manusia di dalam Yesus Kristus telah memasuki kehidupan yang baru. (Rm. 6:4; Kol. 2:12; 3:9-10; 2Kor. 5:17).

Karya penyelamatan Allah telah menjadi nyata dalam diri Yesus akan digenapi dan disempurnakan ketika Ia datang kembali yang kedua kalinya (Ikor. 15:22-25; Ibr. 9:28). Dalam menyambut kadatangan-Nya yang kedua kali setiap orang percaya dipanggil untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang baik untuk melibatkan diri dalam karya Yesus Kristus. Semua itu sebagai ungkapan rasa syukur kita atas keselamatan yang telah dinyatakan oleh Allah dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus (2Ptr. 3:14; Kol 1:17; 3:15-17).

2. Hidup dan pelayanan Yesus

Kedatangan Yesus merupakan puncak rasa kesetiakawanan / solidaritas Allah kepada manusia. Rasa kesetiakawanan Allah sudah nampak sejak Yesus sudah ada dalam kandungan. Dalam keadaan hamil, Maria dan Yusuf harus meninggalkan Nazaret di daerah Galilea menuju desa Betlehem di daerah Yudea. Jarak yang harus ditempuh saat itu sekitar 11 km. Bayi Yesus yang masih dalam kandungan dan yang seharusnya mendapatkan perawatan yang terbaik atau perhatian khusus dipaksa mengalami perjalanan yang panjang dan melelahkan.

Demikian juga ketika saatnya dilahirkan. Seharusnya Yusuf dan Maria mempersiapkan segala sesuatunya. Tetapi sampai saatnya Ia dilahirkan, Yusuf dan Maria belum mendapatkan tempat yang layak, karena semua rumah di Betlehem sudah penuh (Luk. 2:7). Ketika saatnya sudah dilahirkan, Ia terpaksa dibaringkan di palungan, di tempat yang biasanya untuk menaruh makanan ternak. Yang mengunjungi ketika Ia dilahirkan pertama kali adalah para gembala yang kebetulan sedang menggembalakan ternaknya tidak jauh dari Betlehem. Bersamaan dengan kedatangan orang Majus, Herodes memerintahkan pembantaian anak-anak yang masih di bawah umur 2 tahun. Herodes khawatir dengan rumour tentang lahirnya Raja Besar, Herodes khawatir Dia akan menyaingi ketika dia berkuasa.

Sehingga Yesus yang baru dilahirkan terpaksa dibawa mengungsi ke Mesir, yang jauhnya sekitar 300 km. Baru setelah situasi aman, Yesus yang masih kecil dibawa kembali ke Nazaret.

Sebelum mengawali karya-Nya, Yesus berpuasa selama 40 hari di padang gurun. Masa puasa merupakan masa persiapan bagi Yesus di dalam mewujudkan rencana Allah. Begitu puasanya berakhir, iblis datang untuk menggoda Yesus. Tujuannya tidak lain untuk menggagalkan karya Yesus. Semua tantangan yang dihadapi Yesus bisa diselesaikan dengan baik, karena Yesus lebih memperhatikan kehendak Sang Bapa daripada memperhatikan kehendak iblis.

Dalam mewujudkan karya Allah, Yesus banyak mengajar bangsa Yahudi. Di samping itu, Ia juga banyak membuat mujizat. KepandaianNya mengajar dan kemampuanNya membuat mujizat tidak membuat Yesus menjadi tinggi hati. Ia juga tidak menuntut fasilitas yang istimewa bagi diri-Nya sendiri. Ketika ahli taurat dan kaum Farisi menuntut supaya Yesus mau membuat sebuah ”tanda”. Yesus tidak mau melayani (Mat. 16:4, dst). Bahkan ketika disalib, Yesus tetap menunjukkan kesetiaan-Nya kepada Bapa (lih. Luk. 22:51). Ia bersedia melayani siapa saja yang membutuhkan pertolongan. Perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati menyiratkan makna pelayanan dan perhatian-Nya terhadap penderitaan sesama tanpa memandang latar belakang orang yang ditolong. Dengan demikian ketika melaksanakan karya-Nya, Yesus tetap berpegang teguh pada kehendak Alla, Sang Bapa. Karya dan pelayanan-Nya juga merupakan persiapan bagi Dia memasuki kematian-Nya di kayu salib.

0 komentar:

Doa Untuk Anda

Apakah Anda Ingin mendapat kiriman text Doa-Satu-Menit setiap hari ? Kirim Email Kosong ke : doa-satu-menit-subscribe@yahoo.com
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6:33)

Jika Kamu di Surabaya, Stay Tuned at

  • Bahtera Yuda at 96.4 MHz
  • Bethany FM at 93.8 MHz
  • Nafiri FM at 107.10 MHz

Firman Tuhan Untuk Anda

"Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." (Yohanes 6:51)




Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. (Yohanes 10:14-15)




“Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6)




Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya" (Yohanes 11:25-26)




Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. (Yohanes 15:16)




“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakan lah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4:6-7)




-----000000------00000------00000---------