"Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?"
Manusia tidak dapat hidup sendiri. Manusia memerlukan orang lain dalam hidupnya, maka dari itu manusia disebut makhluk sosial. Orang lain adalah orang-orang dengan siapa kita hidup. Semua saling membantu dalam kehidupan kita.
Teman-teman kita terdiri dari yang laki-laki dan perempuan, dan mereka mempunyai sifat yang berbeda-beda. Ada teman yang baik dan suka menolong, ada juga yang nakal dan suka usil, ada juga yang pendiam, juga ada yang banyak ngomong. Dalam bermain pun terkadang ada yang suka curang dan sering menangis.
Sebagai seorang sahabat yang baik, kita harus mau berteman dengan siapa pun. Tuhan Yesus pun mengasihi sahabat-sahabatnya / murid-muridnya yang berjumlah 12 orang. Meskipun mereka berbeda-beda. Ada yang menjadi nelayan, ada yang pekerjaannya sebagai dokter, juga ada yang pekerjaannya sebagai pemungut cukai, semuanya hampir tidak sama. Tuhan Yesus mengasihi mereka tanpa membeda-bedakan. Demikian pula kita juga harus mengasihi teman-teman dan orang lain di sekitar kita dengan tulus hati.
Tuhan Yesus berfirman "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." Mungkin terdengar mudah kalau kita hanya mengucapkan dan membacanya dalam Alkitab, tetapi mungkin agak sulit untuk kita praktekan dalam kehidupan sehari-hari, atau mungkin sulit sekali untuk kita lakukan secara langsung.
”Begini pak, untuk hukum yang pertama saya bisa, tapi hukum yang kedua agak berat, tetangga saya itu orangnya cerewet dan angkuh. Saya mana mungkin bisa mengasihi dia, itu terlalu sulit.” Itu salah satu ungkapan orang yang keberatan dengan firman Tuhan di atas. Hukum pertama dan hukum kedua tidak dapat dilakukan secara terpisah. Hukum kasih adalah suatu pedoman hidup bagi umat Kristen bagi kehidupan sehari-hari. Kalau Hukum yang pertama kita harus mengasihi Tuhan Allah dengan segenap hati, itu adalah sesuatu hal yang mutlak dan tidak terpisahkan, karena kita adalah umat Tuhan. Tetapi hukum yang kedua, kita juga tidak lepas sebagai makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan orang lain.
Siapakah yang harus kita kasihi ? Semua orang, tanpa terkecuali!
Tuhan tidak berbicara kita harus mengasihi orang yang kaya saja, orang yang tampan saja, miskin, sakit dan lain hal. Semua orang patut kita kasihi seperti kita mengasihi diri kita sendiri.
Tuhan Yesus memberi perumpamaan tentang seorang yang menjadi korban penyamun dan dalam keadaan sekarat karena ditinggalkan sang perampok. Pertama datanglah seorang imam seorang pemimpin agama, tetapi dia hanya melewatinya dari seberang jalan. Kemudian datanglah seorang Lewi seorang pemungut pajak, dia sama saja, hanya lewat tanpa mempedulikan yang terjadi. Yang terakhir adalah seorang Samaria yang dalam perjalanan, dia pun tergerak hatinya dan menolong orang yang sekarat itu bahkan menyerahkannya pada penginapan untuk dirawat lebih lanjut.
Apakah hubungan orang Samaria yang baik itu dengan orang yang menjadi korban perampokan itu, hingga dia mau menolong dan merawat dia sampai sembuh ?
Tuhan Yesus berfirman ”Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!”. Tuhan Yesus ingin kita semua seperti orang Samaria yang baik hati, yang menolong sesamanya dengan tulus hati.
Andakah orang Samaria itu ?
0 komentar:
Posto një koment