Masalah ini kembali penyusun angkat karena peliknya masalah penyimpangan seksual akhir-akhir ini, yang banyak membuat pusing para orang tua, ataupun seseorang yang tidak dapat lepas dari dosa ini. Juga tidak terlepas maraknya situs-situs porno yang banyak ragam dan jenisnya, dan lagi situs-situs banyak diakses oleh kebanyakan anak muda dan anak-anak sekolah ketika mereka terkoneksi dengan internet. Dan penyusun sangat sayangkan sekali hal tersebut, karena internet adalah sarana media komunikasi dan berita, sungguh sangat percuma jika hanya digunakan untuk mengakses situs-situs seperti itu, maka hendaknya sebagai user kita bisa lebih bijak dan menyeleksi yang terbaik bagi diri kita. Penyusun kutip tulisan ini dari buku “Pulih dari Dosa Seksual” yang judul aslinya “Design For Desire” oleh Tim Jackson dan Mart De Haan.
Penyusun merasa prihatin dengan keadaan yang ada, terutama bagi kaum muda yang menjadi korban paling besar dari dosa seksual ini. Ataupun remaja yang beranjak dewasa, yang memasuki masa pubertas tetapi menjadi tersesat dengan lingkungan dan hawa nafsunya sendiri. Dalam Matius 9:37-38 “Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."
Sebagai kaum muda, harusnya adalah masa emas dan waktu terbaik dimana kita dapat mengenal Tuhan dan berkarya di dalam namaNya, jangan sampai di waktu kita tua ataupun mau dipanggil ajal kita baru sadar akan kesalahan kita. Mumpung di waktu muda, kita lebih mengenal akan Tuhan dan bertumbuh di dalamnya. “Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu menjadi baru seperti pada burung rajawali. “ (Mazmur 103:5). Tuhan yang paling mengerti akan diri kita, akan tetapi kita juga harus punya ketulusan hati dan kemauan untuk berubah. Tuhan berjanji akan memberikan masa muda yang indah bila kita selalu dekat dengan Tuhan.
Kita cenderung salah memahami karunia Allah akan keintiman dan hasrat. Kita cenderung menyangkal dan membunuh hasrat yang kita miliki, atau memuaskan untuk sementara waktu dengan cara yang sebenarnya hanya menambah frustasi dan penyesalan kita. Kita juga cenderung gagal untuk melihat perbedaan antara kebutuhan dan hasrat yang mengarah ke jalan yang salah. Kita sudah belajar bahwa ketika kita haus, kita membutuhkan air; saat kita lapar, kita membutuhkan makanan; jika kita lelah, kita membutuhkan istirahat. Karena dengan itu, dengan mudah kita mengasumsikan bahwa jika hasrat seksual kita bangkit, kita perlu memuaskan diri kita dengan hubungan seksual yang nyata maupun yang hanya berupa khayalan.
Budaya kita mendukung asumsi tersebut. Industri dan media telah menciptakan seni godaan seksual. Kita dikelilingi oleh orang-orang yang tahu bahwa mereka dapat mencari nafkah dengan membangkitkan dan menimbulkan hasrat seksual. Industri televisi, radio, musik, video film, buku, iklan, baju dan berbgai hal yang mengeksploitasi keinginan kita yang keliru dan salah arah mengenai keintiman dan kepuasan.
Bagaimanapun, kita sebenarnya tidak membutuhkan pengalaman seksual yang merampas kesempatan kita untuk mendapatkan persahabatan dan hubungan yang langgeng. Kita tidak membutuhkan hubungan seksual secara fisik agar dapat dibedakan secara maskulin maupun feminin. Melakukan hubungan seksual di luar nikah bukanlah tanda kebebasan, penghargaan diri, atau kemodernan.
Apabila Anda telah tersesat dalam dunia seksualitas yang gelap, Anda tetap dapat menemukan jalan untuk kembali. Ada suatu cara untuk meyakini pengampunan Allah. Namun, pertama-tama kita perlu memiliki pemahaman yang jelas mengenai masalah tersebut. Meskipun tulisan berikut mungkin menyakitkan untuk dibaca, tetapi penting bagi kita untuk mengetahui pikiran Allah mengenai perilaku seksual yang tidak sesuai dengan rancanganNya mengenai hasrat. Kita akan lebih cepat pulih bila kita rela mendengarkan suara Allah dengan seksama.
0 komentar:
Posto një koment