Ada cerita tentang seorang gadis yang sudah lama mencari pasangan hidup yang sepadan, tetapi apa yang ia harapkan tak kunjung datang. Karena malu dengan usianya yang semakin bertambah dan tidak tahan mendengar gunjingan orang akan keberadaannya yang masih saja sendiri, maka tanpa berpikir panjang dan mempertimbangkan akibatnya., ia pun akhirnya menikah dengan seorang pria yang jauh lebih muda darinya. Pria ini bekerja sebagai supir truk dengan pendidikan yang tidak lebih tinggi dari gadis itu. ”Akhirnya aku menikah juga, ” gumam wanita itu dalam hati.
Memang suatu kehidupan baru ia alami. Dia memang berhasil menghentikan gunjingan orang tentang statusnya yang juga belum menikah, karena kini ia sudah bersuami. Tetapi suami yang bagaimanakah yang ia dapatkan? Ternyata suaminya itu mendatangkan penderitaan yang mendalam baginya. Suaminya selalu memukulinya dan tidak bertanggung jawab untuk memberi nafkah. Akhirnya, hari-harinya dilalui dengan linangan air mata, boro-boro mendapatkan kebahagian, untuk biaya hidup sehari-hari pun harus diusahakannya sendiri, karena sang suami tidak mau tahu. Tidak tahan dengan pederitaannya, wanita itu akhirnya memutuskan untuk bercerai. Gunjingan baru mulai terdengar, ”Ada janda muda yang baru bercerai, hati-hati suami kamu nanti direbutnya.” Masalahnya semakin pelik, tadinya ingin mereguk kebahagiaan pernikahan, tetapi penderitaanlah yang ia dapatkan. Akar dari semuanya adalah karena ia hanya sekeddar mengejar status menikah, sehingga tidak bijak di dalam memilih pasangan hidupnya.
Seorang wanita yang mengasihi Tuhan berkata, ”Bukan hidup sendirian yang aku takutkan, tetapi hidup dengan orang yang salah.” Terlanjur menikah dengan orang yang salah adalah suatu yang fatal, karena prinsip pernikahan Kristen adalah pernikahan sekali untuk selamanya. Janganlah asal menikah dengan seseorang hanya karena faktor usia, rasa malu atau paksaan orang tua. Keputusan untuk menikah merupakan keputusan yang sangat penting, dibutuhkan pertimbangan yang matang sebelum memutuskannya. Dan yang paling penting, jangan pernah ”banting harga” serta mengabaikan prinsip-prinsip Alkitab di dalam memilih pasangan hidup. Mintalah hikmat dan tuntunan dari Tuhan agar Anda menemukan pasangan yang sepadan.
Dikutip dari Manna Sorgawi
0 komentar:
Posto një koment