Filipus berjalan memberitakan Injil Kerajaan Allah di wilayah Samaria. Ia banyak melakukan tanda ajaib, menyembuhkan orang sakit dan mengusir roh jahat. Banyak orang yang menyaksikan perbuatannya memuliakan Allah. Mereka menerima dan meyakini Injil Tuhan, lalu memberi diri dibabptiskan.
Di antara orang-orang itu ada seorang ahli seorang ahli sihir yaitu Simon. Ia melakukan sihir dan menarik perhatian banyak orang, sebelum Filipus tiba di Samaria. Orang banyak menjadi pengikutnya. Setelah Filipus memberitakan Injil dengan disertai berbagai mujizat, pengikut Simon pun beralih percaya kepada Yesus Kristus. Simon pun akhirnya menjadi percaya. Ia selalu berjalan bersama Filipus dalam perjalanan misi. Sekalipun Simon teah dibabptis, tetapi sifatnya tidak berubah. Pertobatannya hanya strategi yang dipakai, agar memperoleh kuasa Allah yang dimiliki Filipus. Hal ini tampak ketika Simon hendak memberi uang kepada Petrus, agar menumpangkan tangan dan ia menerima kuasa Roh Kudus. Petrus memarahinya.
Sifat seperti Simon, si tukang sihir, masih dapat ditemukan dalam orang Kristen masa kini. Ada yang sungguh-sungguh bertobat menerima Yesus Kristus, tekun beribadah dan terlibat dalam pelayanan. Ada yang percaya dengan setengah hati. Ada pula yang menggunakan kesempatan untuk meraih keuntungan dari persekutuan Kristen. Tuhan Yesus mengenal berbagai orang dengan beragam motivasi untuk menjadi murid-Nya. Dia tidak memarahi mereka. Dia memberi kesempatan, agar mereka menyadari kesalahannya dan sungguh-sungguh berubah. Sebab jika ada orang yang mengikut Yesus dengan separuh hati, atau untuk mencari keuntungan sendiri, maka ia tidak mungkin menerima rahmat-Nya.
0 komentar:
Posto një koment