Bacaaan : I Tawarikh 28:1-10
Dari nasehat Daud itu ada beberapa hal penting yang dapat dipetik dari makna IBADAH, yakni :
Pertama, IBADAH harus disertai dengan KETULUSAN HATI. Ketulusan menunjukkan suasana batin yang bersih, tidak berprasangka. Kedua, IBADAH diikuti oleh sikap KERELAAN HATI. Kerelaan yang dimaksudkan adalah tidak melakukan sesuatu berdasarkan pamrih, tidak bertujuan menguntungkan diri, bebas dari paksaan orang lain, tetapi berdasarkan kerinduan kepada TUHAN, Allah kita.
Ketiga, Daud memperingatkan Soleiman, anaknya bahwa TUHAN :
- Menyelidiki segala hati
- Mengerti segala niat
- Mngerti segala cita-cita
Dengan kata lain, “hati-niat-cita-cita” adalah motivasi, keinginan dan tujuan. Ketiga unsur itu amat mempengaruhi manusia dalam melaksanakan dan menyelenggarakan Ibadah. Ketiga faktor itu pula terkait pada sikap TULUS dan RELA HATI dari pelaku ibadah.
Nasehat Daud itu bersifat umum, artinya : jika orang Kristen mengakui ALKITAB “adalah” FIRMAN ALLAH, ia berikrar di dalam hatinya untuk melakukan nasehat Daud.
Sebab apa yang dikatakan Daud itu diilhami oleh ROH ALLAH.
Dengan demikian, ketulusan motivasi yang mengalir dari kerelaan hati akan menciptakan nuansa kedamaian untuk menyembah TUHAN, Allah kita. Tujuan (cita-cita) manusia melaksanakan ibadah : menyembah dan memuliakan Allah, sedangkan tujuan Allah melakukan karyaNya adalah membawa manusia ke dalam persekutuan dengan diriNya. Dalam persekutuan dengan Allah, manusia mencapai harapan yang dicita-citakan.
Amien.
0 komentar:
Posto një koment