Masih belum menemukan apa yang Anda cari? Masukkan kata kunci pencarian Anda untuk mencari artikel yang ada di Blog ini:

e enjte

Mempercayakan Hidup Kita

Kita lihat di dalam Alkitab bahwa kapan saja seseorang hendak hidup dalam penyerahan diri, orang tersebut melakukannya dengan pertimbangan yang sangat serius. Mudah sekali bagi orang Kristen dewasa ini untuk berkata, Kehendak Tuhanlah yang jadi saat menghadapi hal-hal yang umum. Tetapi bukanlah hal yang mudah untuk berserah kepada Tuhan jika pada suatu saat kita menghadapi keadaan tertentu.

Dalam hidup saya, saya telah belajar untuk mempercayakan kepada Allah masalah saya satu per satu. Cobalah saudara renungkan: bagaimana saya bisa berkata bahwa saya mempercayaiNya dalam segala hal, jika saya belum pernah membuktikan bahwa saya bisa mempercayaiNya dalam satu hal saja? Cuma berkata saya berserah sepenuhnya kepada Tuhan adalah tidak cukup. Saya harus senantiasa membuktikan di dalam hidup saya, di dalam segala segi kehidupan, dan dalam hal sehari-hari.

Juga, penyerahan ke dalam tangan Tuhan tidak bisa dengan hati terpaksa, tetapi harus merupakan penyerahan yang bebas dan suka rela. Ada beberapa contoh dalam Alkitab tentang orang-orang yang gagal melakukannya. Misalnya Firaun dari Mesir: hanya ketika dia tidak bisa bertahan terhadap tulah-tulah dari Allah, baru dia terpaksa menyerah dan membiarkan bangsa Israel untuk pergi ke pengembaraan mereka.

Demikian juga banyak orang di zaman ini yang pernah berkata, Saya berserah, saya berjanji, saya percaya, hanya setelah mereka melihat tidak ada jalan keluar bagi situasi mereka. Tetapi penyerahan yang benar dan yang menyenangkan Allah haruslah dilakukan oleh kehendak bebas kita dan secara suka rela, dan yang dilakukan sebelum kita sampai ke jalan buntu. Kita harus bertindak menurut perjanjian Tuhan, seperti Abraham yang memberikan hidupnya sebagai selembar cek yang belum diisi di hadapan Allah, dan membiarkan Tuhan untuk mengisi semuanya.

Dalam hal ini, Allah akan menerima hidup kita yang diserahkan sepenuhnya dan tidak kurang dari itu. Jika kita menyerahkan hidup kita kepadaNya hanya dengan setengah hati, atau dengan berbagai macam keraguan, kita menjadi bersalah seperti Ananias dan Safira. Mereka berpura-pura menyerahkan seluruh bagian kepada Tuhan, tetapi kenyataannya mereka menyisakan sebagian untuk diri sendiri. Dan ini harus dibayar dengan nyawa mereka. Singkatnya, penyerahan kita kepada Allah harus tanpa syarat. Tidak boleh ada syarat-syarat ataupun batasan-batasan yang kita tuntut dari Tuhan; kita harus menyerahkan seluruh kendali hidup kita ke dalam tanganNya.

Dengan menyerahkan segenap hidup kita ke dalam tangan Allah, berarti kita menyerahkan semua pikiran, cara-cara, dan keinginan kita dan menjadi bergantung sepenuhnya kepada kebijaksanaan dan kebenaranNya. Penyerahan seperti itu dengan sendirinya adalah penyerahan yang dilakukan setiap hari dan berlangsung terus-menerus. Penyerahan ini tidak bisa dilakukan hanya sekali saja. Allah mengetahui semua penyerahan yang bersifat sementara yang hanya dilakukan pada masa kesesakan, dan Dia juga mengetahui semua kepatuhan yang semu.

Meskipun pemazmur berkata bahwa kita harus mempercayai Allah di setiap saat, kedagingan kita yang angkuh selalu ingin mengontrol hidup kita. Kedagingan kita selalu mencoba meyakinkan kita bahwa kita bisa menjaga diri sendiri dengan mengandalkan akal budi kita. Dan pada saat kita menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan, kedagingan kita memberontak dan dengan cepat kita menyadari betapa kerasnya keinginan hati ini untuk mengikuti kemauannya sendiri.

0 komentar:

Doa Untuk Anda

Apakah Anda Ingin mendapat kiriman text Doa-Satu-Menit setiap hari ? Kirim Email Kosong ke : doa-satu-menit-subscribe@yahoo.com
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. (Matius 6:33)

Jika Kamu di Surabaya, Stay Tuned at

  • Bahtera Yuda at 96.4 MHz
  • Bethany FM at 93.8 MHz
  • Nafiri FM at 107.10 MHz

Firman Tuhan Untuk Anda

"Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia." (Yohanes 6:51)




Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku. (Yohanes 10:14-15)




“Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6)




Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya" (Yohanes 11:25-26)




Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. (Yohanes 15:16)




“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakan lah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” (Filipi 4:6-7)




-----000000------00000------00000---------